您的当前位置:首页 > 焦点 > Sepak Bola, Karnaval, dan Favela, Brasil Lebih dari Itu 正文
时间:2025-05-20 07:52:19 来源:网络整理 编辑:焦点
Jakarta, CNN Indonesia-- Sudah delapan bulan sejak aku meninggalkan tanah air dan menjejakkan kaki d quickq官方安卓版下载
Sudah delapan bulan sejak aku meninggalkan tanah air dan menjejakkan kaki di Brasil. Sebagai seorang perantau, aku terus belajar, memahami, dan, tidak jarang, terkejut dengan perbedaan budaya yang kulihat di sini.
Brasil, dengan segala keanekaragaman dan keunikannya, menyambutku dengan tangan terbuka, membawa rasa takjub, sekaligus mengajarkan kehati-hatian baru bagi diriku yang sering ceroboh.
Salah satu hal yang paling membuatku kagum adalah bagaimana keberadaan minoritas Muslim diterima dengan sangat baik. Di São Paulo, kota yang menjadi tempat tinggalku sekarang, ada lebih dari 10 masjid.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pilihan Redaksi
|
Namun, di luar dugaan kami, tidak ada satu pun pandangan menghakimi atau sikap intimidatif yang kuterima. Orang-orang Brasil justru sepertinya tidak terlalu memperhatikan hal tersebut, mungkin karena mereka begitu terbiasa dengan keragaman di sekitar mereka.
Brasil adalah negeri dengan beragam warna kulit, bentuk wajah, dan budaya. Dari yang berkulit gelap hingga terang, hidung pesek hingga mancung, rambut lurus hingga gimbal - semuanya membaur menjadi satu tanpa ada kesan bahwa satu golongan lebih 'asing' daripada yang lain.
Hal lain yang cukup kontras dengan kehidupanku di Indonesia adalah tingkat kewaspadaan yang lebih tinggi. Memang benar, Brasil sering kali digambarkan sebagai negara dengan tingkat kriminalitas yang tinggi, dan ini bukan hanya stereotip belaka.
![]() |
Di sini, aku harus selalu waspada, memastikan tidak terlalu berpakaian mencolok di tempat umum, terutama dengan barang-barang berharga. Jika di Indonesia aku bisa dengan santai berjalan di jalanan sambil memainkan ponsel, di sini aku lebih berhati-hati. Rasanya, aku telah belajar untuk lebih mawas diri dan menghargai rasa aman sebagai sesuatu yang sangat berharga.
Namun, Brasil bukan hanya tentang kehati-hatian atau kewaspadaan. Setiap akhir pekan adalah saat yang kutunggu-tunggu. Biasanya, aku berkumpul dengan keluarga mertua, yang merupakan keturunan Jepang, atau mengikuti acara drag race - hobi yang tak pernah kusangka akan kutekuni di sini.
Beberapa bulan yang lalu, aku bahkan ikut dalam balapan dan berhasil meraih juara kedua dalam kategori 8.00 seconds. Rasanya, pengalaman ini tidak mungkin kudapatkan jika aku tetap berada di Indonesia. Brasil mengajarkanku untuk berani mencoba hal-hal baru, mengeksplorasi bagian dari diriku yang mungkin tak pernah kusadari sebelumnya.
Selain itu, kehidupanku di sini juga memberiku kesempatan untuk mengenal sisi lain dari Brasil yang lebih tradisional. Ketika berbicara tentang Brasil, banyak orang mungkin langsung memikirkan patung Yesus yang ikonik di Rio de Janeiro atau hingar-bingarnya pesta karnaval.
Namun, kehidupan di sini lebih dari itu. Ada favelas, kawasan permukiman padat penduduk yang menjadi cerminan ketimpangan sosial dan ekonomi di Brasil. Ada juga gairah sepak bola yang membara, yang tampak seperti agama kedua bagi penduduk Brasil. Hampir setiap klub sepak bola memiliki basis penggemar yang sangat loyal, dan semangat mereka terasa seperti api yang tak pernah padam.
Brasil, pada akhirnya, bukan hanya negara persinggahanku untuk sementara waktu, tapi juga guru yang mengajarkanku banyak hal tentang keberagaman, adaptasi, dan bagaimana menemukan kebahagiaan dalam hal-hal kecil. Meski ada banyak perbedaan yang harus kuhadapi, aku merasa bahwa pengalaman hidup di sini begitu berharga, mengajarkan banyak hal yang mungkin tidak akan kutemukan di tempat lain.
![]() |
Delapan bulan yang lalu, aku tidak pernah membayangkan akan merasa seakrab ini dengan negara yang begitu jauh dan berbeda dari tempat asalku. Namun, begitulah Brasil; dengan segala kompleksitasnya, negara ini berhasil mengukir tempat di hatiku. Terus menerus, Brasil membuatku merasa takjub dan berterima kasih karena telah diberi kesempatan untuk memahami dan merasakan kehidupan dari sudut pandang yang baru.
Mantan Pilot Anjurkan Penumpang Pesawat Bawa Tisu Basah, Ini Alasannya2025-05-20 07:44
Peruntungan Shio di Tahun 2025: Shio Tikus hingga Ular2025-05-20 07:40
Denny Indrayana: Jangan Sampai Penundaan Pemilu Menjadi Kenyataan2025-05-20 07:25
Raih Suara Terbanyak, KPU Tetapkan Pramono Anung2025-05-20 07:10
Asap Tebal Mengepul di Mall of Indonesia, Petugas Damkar: Kita Terima Laporan Sudah Padam2025-05-20 07:02
FOTO: Menyelami Keindahan Relief Candi Prambanan2025-05-20 07:01
Anjing Ronald Tannur Tak Berhenti Menggonggong Kala Dieksekusi Tim Kejaksaan2025-05-20 06:49
Cegah Korupsi, KPK Tinjau Pelayanan Publik di Bantul dan Yogyakarta2025-05-20 06:28
PDIP Keberatan Ambang Batas Parlemen 4 Persen Dihapus, Komarudin: Itu Wewenang Pembuat UU Bukan MK!2025-05-20 05:36
Aje Gile, Punya 16 Sertifikat Tanah dan 12 Kendaraan, ini Dia Kekayaan Kepala Bea Cukai Makassar2025-05-20 05:19
Penyebab Kematian Satu Keluarga di Kalideres Masih Misterius, Ada Apa?2025-05-20 07:42
Bacaan Doa yang Bisa Dibaca saat Malam Isra Mi'raj2025-05-20 07:23
Kuasa Hukum Supriyani: Penyidikan Langgar Prosedur, Kasus Dipaksakan2025-05-20 07:03
HUT KORPRI, ASN Diharapkan Lebih Adaptif dengan Perkembangan Teknologi2025-05-20 06:08
Viral Pria Ngaku Polisi Geber Motor hingga Keluarkan Pistol ke Pemuda di Gading Serpong2025-05-20 05:48
Temui Elitenya Uni Eropa, Wakilnya Trump Berikan Lampu Hijau Soal Negosiasi Tarif AS2025-05-20 05:47
Tiba di Gedung DPR, Prabowo2025-05-20 05:27
KPU Jakut Mulai Rekapitulasi Hasil Perolehan Suara Pilgub Jakarta2025-05-20 05:13
Gerobak Siomay Jungkir Balik Ditabrak Pelajar yang Berkendara Sambil Main HP2025-05-20 05:13
Bacaan Doa yang Bisa Dibaca saat Malam Isra Mi'raj2025-05-20 05:07