Ciptakan Sejarah, PalmCo Catat Laba Perdana dari Teh dan Karet Sejak 1996
Subholding Perkebunan Nusantara, PT Perkebunan Nusantara IV (PalmCo), mencatat tonggak sejarah baru dengan berhasil membukukan laba dari komoditas non-core, yakni teh dan karet. Ini merupakan kali pertama perusahaan mencatatkan keuntungan dari dua komoditas tersebut sejak 1996.
Direktur Utama PTPN IV PalmCo Jatmiko Santosa mengatakan, laba berasal dari unit usaha karet dan teh di Sumatera Utara, dengan catatan keuangan unaudit hingga akhir 2024 menunjukkan hasil positif.
“Alhamdulillah, komoditas non-core PalmCo seperti karet dan teh sudah mampu mencatatkan laba. Karet mencatatkan laba bersih unaudit sebesar Rp14 miliar,” ujar Jatmiko dalam keterangannya, Selasa (22/5/2025).
Baca Juga: Dukungan PalmCo untuk Kartini Masa Kini, Berkarir di Perkebunan Bukan Sekadar Mimpi
Tanaman karet yang diolah menjadi produk Standard Indonesian Rubber dan Ribbed Smoke Sheet turut berkontribusi menekan kerugian hingga Rp310 miliar dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara komoditas teh untuk wilayah Sumatera Utara, menurut Jatmiko, mencatatkan laba pertama kalinya dalam hampir tiga dekade.
“Teh sudah mencatatkan laba untuk pertama kalinya sejak 1996,” tegasnya.
Keberhasilan ini terjadi di tengah lesunya industri teh nasional. Berdasarkan data Asosiasi Teh Indonesia (ATI), selama 15 tahun terakhir luas kebun teh nasional menyusut dari 140 ribu hektare menjadi 90 ribu hektare. Produksi juga anjlok dari rata-rata 70 ribu ton per tahun menjadi hanya 40 ribu ton. Akibatnya, Indonesia terdegradasi dari tiga besar produsen teh dunia menjadi peringkat ketujuh.
Menanggapi tantangan tersebut, PalmCo mengusung program turn aroundkomoditas non-core sejak pertengahan 2024. Strateginya meliputi penataan kebun, efisiensi tenaga kerja, perbaikan proses panen, peningkatan kualitas produk, pengendalian biaya, serta pemenuhan regulasi Uni Eropa terkait deforestasi.
Baca Juga: PTPN IV PalmCo Berangkatkan 1.020 Pemudik Gratis ke Kampung Halaman
“Pendekatan efisiensi biaya tanpa menurunkan mutu terbukti menciptakan tonggak sejarah dari sisi profit. Tantangannya ke depan adalah menjaga konsistensi dan keberlanjutannya,” ujar Jatmiko.
Ia menambahkan, kinerja positif masih berlanjut hingga pertengahan Triwulan II 2025. Cash cost terjaga dan kinerja operasional sesuai target.
“Tugas selanjutnya adalah memastikan seluruh unit kebun dan pabrik teh serta karet mencapai target operasional dan finansial. Jika disparitas performa antar unit bisa ditekan, maka karet dan teh tak hanya membalikkan keadaan, tetapi tumbuh secara berkelanjutan,” pungkasnya.
下一篇:Excelso Societe, Budaya Baru Kuliner dan Kopi dengan Suasana Modern
相关文章:
相关推荐:
- Saksi Prabowo Tak Bisa Buktikan Apapun, Kata Yusril
- 快速提问,轻松获取答案——QuickQ官方网站全新体验
- 快速充电,轻松充值——探索QuickQ充值官网的便捷服务
- 快速下载神器——解锁全新下载体验,掌握效率密码
- KAI Daop 8 Surabaya Catat Peningkatan Penumpang Signifikan, OTP Nyaris 100 Persen
- 提高网速,畅享无阻!——“QuickQ加速器”带来极速网络体验
- 快速提升工作效率,QuickQ官方下载安装必备利器
- 官方下载QuickQ,畅享极速社交体验!
- BYD Seal Terbaru, Harga Naik Jadi Rp750 Juta
- 轻松购买QuickQ会员,享受无与伦比的便利与服务
- Hari Ini Ratna Bacakan Pembelaan, Isinya 108 Halaman
- 美国卡内基梅隆大学排名及申请介绍
- Olah TKP Penemuan Jasad Purnawirawan TNI Ungkap Teka
- 俄罗斯设计类大学排名TOP3
- 北欧室内设计留学院校有哪些?
- KPK Absen di Praperadilan, Kuasa Hukum Hasto: Jangan Berlarut
- Pemerintah Akan Beri Sanksi BUMN & Kontraktor EPC Jika Langgar Kewajiban TKDN di Industri Hulu
- Jurus Budi Setiyono Atasi Masalah Stunting di Indonesia
- 美国大学设计排名TOP8院校
- 英国大学插画专业排名介绍